Senin, 03 Mei 2010

analisis beta saham PT Indosat Tbk.

PT Indosat Tbk., sebelumnya bernama PT Indonesian Satellite Corporation Tbk. (Persero) adalah sebuah perusahaan penyedia layanan telekomunikasi yang lengkap dan terbesar kedua di Indonesia untuk jasa seluler (Matrix, Mentari dan IM3). Saat ini, komposisi kepemilikan saham Indosat adalah: Qatar Telecom (65%), Publik (20,1%), serta Pemerintah Republik Indonesia (14,9%). Indosat juga mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Saham New York.
Indosat didirikan pada tahun 1967 sebagai Perusahaan Modal Asing, dan memulai operasinya pada tahun 1969. Pada tahun 1980 Indosat menjadi Badan Usaha Milik Negara yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Hingga sekarang, Indosat menyediakan layanan seluler, telekomunikasi internasional dan layanan satelit bagi penyelenggara layanan broadcasting. PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) didirikan pada tahun 1993 di bawah pengawasan PT Indosat. Satelindo beroperasi pada tahun 1994 sebagai operator GSM. Pendirian Satelindo sebagai anak perusahaan Indosat menjadikan ia sebagai operator GSM pertama di Indonesia yang mengeluarkan kartu prabayar Mentari dan pascabayar Matrix. Pada tanggal 19 Oktober 1994 Indosat mulai memperdagangkan sahamnya di Bursa Efek di Indonesia, dan Amerika Serikat New York Stock Exchange. Indosat merupakan perusahaan pertama yang menerapkan obligasi dengan konsep syariah pada tahun 2002. Setelah itu, pengimplementasian obligasi syariah Indosat mendapat peringkat AA+. Nilai emisi pada tahun 2002 sebesar Rp 175.000.000.000,00. dalam tempo lima tahun. Pada tahun 2005 nilai emisi obligasi syariah Indosat IV sebesar Rp 285.000.000.000,00. Setelah tahun 2002 penerapan obligasi syariah tersebut diikuti oleh perusahaan-perusahaan lainnya. Memasuki abad ke-21, Pemerintah Indonesia melakukan deregulasi di sektor telekomunikasi dengan membuka kompetisi pasar bebas. Dengan demikian, TELKOM tidak lagi memonopoli telekomunikasi Indonesia. Pada tahun 2001 Indosat mendirikan PT Indosat Multi Media Mobile (IM3) dan menjadi pelopor GPRS dan multimedia di Indonesia, dan pada tahun yang sama Indosat memegang kendali penuh PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo). Pada akhir tahun 2002 Pemerintah Indonesia menjual 41,94% saham Indosat ke Singapore Technologies Telemedia Pte. Ltd.. Dengan demikian, Indosat kembali menjadi PMA. Pada bulan November 2003 Indosat melakukan penggabungan usaha tiga anak perusahaannya (akuisisi) PT Satelindo, PT IM3, dan Bimagraha, sehingga menjadi salah satu operator selular utama di Indonesia. Pada tanggal 1 Maret 2007 STT menjual kepemilikan saham Indosat sebesar 25% di Asia Holdings Pte. Ltd. ke Qatar Telecom. Pada 31 Desember 2008, saham Indosat dimiliki oleh Qatar telecom Q.S.C. (Qtel) secara tidak langsung melalui Indonesia Communication Limited (ICLM) dan Indonesia Communications Pte Ltd (ICLS) sebesar 40,81%, sementara Pemerintah Republik Indonesia dan Publik memiliki masing-masing 14,29% dan 44,90%. Di tahun 2009 Qtel memiliki 65% saham Indosat melalui tender offer (memiliki tambahan 24,19% saham seri B dari publik).
Solusi yang ditawarkan mencerminkan pemahaman Indosat atas kebutuhan pelanggan serta komitmen dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Mulai dari kemudahan komunikasi telepon, hingga akses internet tanpa batas, tempat dan waktu. Indosat senantiasa berupaya mengembangkan solusi inovatif yang dirancang untuk melebihi ekspektasi para pelanggan. Layanan seluler bagi Indosat merupakan jenis layanan yang memberikan kontribusi paling besar, yakni hingga mencapai 75% dari seluruh penerimaan pada tahun 2008. Berdasarkan data tahun 2009, Indosat menguasai 22,7% pasar operator telepon seluler GSM (yakni melalui Matrix, Mentari dan IM3). Indosat juga memberikan layanan BlackBerry Pascabayar/Prabayar serta layanan Broadband 3.5G untuk akses internet mobile berkecepatan tinggi.
Jasa Selular dan Broadband 3.5G adalah :
• IM3, Layanan selular pra-bayar yang terjangkau, dengan fleksibiltas isi ulang
• Mentari, Layanan selular pra-bayar yang terjangkau untuk pengguna reguler
• Matrix, Layanan selular pasca bayar
• Matrix Auto, layanan selular pasca bayar yang dapat diisi ulang, kombinasi dari manfaat layanan pasca bayar dan pra-bayar
• BlackBerry, Layanan selular pasca bayar/pra-bayar dan push-email global
• Indosat 3.5G, Layanan akses internet mobile berkecepatan tinggi
• i-Games, i-Ring, i-Go, i-Menu , Layanan nilai tambah untuk pengguna layanan selular dengan berbagai pilihan fitur
Indosat menyadari pentingnya memperhatikan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan yang merupakan dasar terciptanya keberlanjutan dan kesejahteraan. Secara khusus Indosat mengacu pada aspek tersebut dalam program tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR (Corporate Social Responsibility). Pada tahun 2008 Indosat membentuk komite CSR dengan tujuan menjadi perusahaan yang dapat dipercaya serta patuh pada ketentuan dan regulasi yang berlaku. Program CSR diimplementasikan melalui 5 (lima) inisiatif utama yaitu Tata Kelola Perusahaan (Organizational Governance), Peduli Terhadap Pelanggan (Consumer Issue), Pengembangan Sumber Daya Manusia termasuk Pemenuhan Hak-Hak Pegawai (Labour Practice), Pelestarian Lingkungan Hidup (Environment) serta Peningkatan Kualitas Hidup dan Kemandirian Komunitas (Community Involvement). Kelima inisiatif ini berjalan seiring dengan partisipasi Indosat dalam inisiatif Global Compact, sejak 2006 yang menekankan pada kepatuhan terhadap hak-hak kemanusiaan (HAM), ketenagakerjaan, lingkungan dan anti korupsi. Program CSR Indosat di tahun 2008 memiliki tema khusus yaitu 'Indosat Cinta Indonesia' dan merefleksikan komitmen dan tanggungjawab Indosat sebagai Perusahaan di Indonesia dan peduli atas kesejahteraan masyarakat dan lingkungan.
Penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik ('Good Corporate Governance') merupakan syarat penting bagi tercapainya tujuan Perusahaan. Indosat senantiasa berupaya maksimal untuk menjalankan kegiatan bisnis secara bertanggungjawab agar dapat memberikan manfaat berkelanjutan bagi para pemegang saham dan para stakeholder. Terkait dengan hal tersebut, Indosat berkomitmen untuk menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik menuju standar tertinggi. Kegiatan tata kelola perusahaan dilandasi oleh lima prinsip utama yaitu Transparansi, Akuntabilitas, Pertanggungjawaban, Independensi dan Kesetaraan.
Indosat yang bergerak dalam bidang telekomunikasi dan informasi di Indonesia memberikan kemudahan bagi para pelanggannya untuk pertanyaan seputar telekomunikasi (seluler, SLI, dll), pengaduan, panduan berlangganan, pembelian kartu perdana prabayar GSM/ CDMA/ kartu prabayar internet/ voucher isi ulang, dan/ atau pembayaran tagihan, dll langsung di tempat. Indosat menyediakan kantor pelayanan Indosat yaitu Galeri Indosat yang sudah banyak tersedia di hampir seluruh wilayah Indonesia. Galeri Indosat tersebar di berbagai regional di seluruh Indonesia, seperti regional Jabodetabek & Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali Nusra, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan dan Sulampapua.



ANALISIS BETA SAHAM
Beta adalah sensitivitas pengembalian saham terhadap pengembalian portofolio pasar. Beta yang nilainya tinggi yaitu lebih besar dari 1,0 menunjukkan adanya saham yang agresif, yang berarti bahwa pengembaliannya cenderung lebih dari 1 berbanding 1 terhadap perubahan pengembalian pasar keseluruhan. Beta saham yang defensif bernilai kurang dari 1,0. Pengembalian saham ini bervariasi lebih rendah dari 1 berbanding 1 terhadap pengembalian pasar. Beta rata-rata semua saham persis 1,0.
PERSAMAAN ANTARA RI DAN IHSG
Dependent Variable: RI
Method: Least Squares
Date: 04/30/10 Time: 13:01
Sample(adjusted): 1 541
Included observations: 541 after adjusting endpoints
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.000391 0.001377 -0.284115 0.7764
IHSG 0.245143 0.069201 3.542465 0.0004
R-squared 0.022752 Mean dependent var -0.000332
Adjusted R-squared 0.020939 S.D. dependent var 0.032377
S.E. of regression 0.032036 Akaike info criterion -4.040203
Sum squared resid 0.553190 Schwarz criterion -4.024330
Log likelihood 1094.875 F-statistic 12.54906
Durbin-Watson stat 2.068443 Prob(F-statistic) 0.000431

Estimation Command:
=====================
LS RI C IHSG

Estimation Equation:
=====================
RI = C(1) + C(2)*IHSG

Substituted Coefficients:
=====================
RI = -0.0003913551527 + 0.2451430367*IHSG

PERSAMAAN ANTARA RI DAN IHSG
Dependent Variable: RI
Method: Least Squares
Date: 04/30/10 Time: 13:02
Sample(adjusted): 1 541
Included observations: 541 after adjusting endpoints
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.000362 0.001363 -0.265773 0.7905
LQ45 0.286308 0.058147 4.923870 0.0000
R-squared 0.043044 Mean dependent var -0.000332
Adjusted R-squared 0.041269 S.D. dependent var 0.032377
S.E. of regression 0.031702 Akaike info criterion -4.061186
Sum squared resid 0.541703 Schwarz criterion -4.045313
Log likelihood 1100.551 F-statistic 24.24449
Durbin-Watson stat 1.904015 Prob(F-statistic) 0.000001


Estimation Command:
=====================
LS RI C LQ45

Estimation Equation:
=====================
RI = C(1) + C(2)*LQ45

Substituted Coefficients:
=====================
RI = -0.0003622460457 + 0.2863076406*LQ45

ANALISIS :
RI DAN IHSG
Untuk membuat analisis regresi linier sederhana dengan variabel dependen (Y) adalah return saham (RI) dan variabel independen (X) adalah return pasar(RM).

Y = α + β X
Y = return saham
α = intercept
β = koefisien regresi (mewakili nilai Beta)
X = return pasar


Hasil dari perhitungan regresi linier sederhana didapat persamaan sebagai berikut:

RI = -0.0003913551527 + 0.2451430367*IHSG

Alpha (dalam hal ini berarti intercept) diketahui sebesar -0,0003913551527, sedangkan koefisien regresi yang mewakili nilai beta sebesar 0,2451430367. Dengan persamaan regresi ini, maka kita dapat menghitung variabel dependen (Y) yang merupakan return saham (RI) dengan cara memasukkan variabel independen (X) yang merupakan return pasar(RM) ke dalam persamaan regresi ini. Alpha(α) adalah indikator yang menunjukan selisih antara hasil investasi aktual dengan hasil investasi yang diharapkan atau tolak ukurnya(benchmark) untuk level resiko pasar(beta) tertentu. Nilai alpha positif menggambarkan bahwa kinerja portofolio investasi lebih baik daripada perkiraan sebelumnya, sedangkan nilai alpha negatif menunjukan kondisi sebaliknya, portofolio investasi kurang baik dibandingkan dengan tolak ukurnya. Pada hasil perhitungan didapatkan bahwa alpha memiliki nilai yang negatif, hal ini menggambarkan kinerja portofolio yang saat ini memiliki investasi yang kurang baik.
Beta yang merupakan suatu ukuran fluktuasi portofolio investasi atau individual instrument investasi dibandingkan dengan pasar (stock market), yang diwakili oleh index. Nilai beta pasar adalah 1, jika beta lebih dari 1 menggambarkan bahwa portofolio investasi lebih fluktuatif dibandingkan dengan pasar atau index. Tingkat fluktuasi ini juga menggambarkan resiko dari portofolio tersebut. Hasil perhitungan nilai beta dengan menggunakan rumus di atas didapatkan nilai beta sebesar 0,2451430367 dari nilai ini menunjukkan bahwa nilai pasar dari saham indosat tidak mengikuti pasar atau tidak berfluktuatif.
Hasil perhitungan matematis dengan menggunakan rumus beta ternyata setelah dihitung diperoleh hasil beta saham sebesar 0,2451430367

RI DAN LQ45
Untuk membuat analisis regresi linier sederhana dengan variabel dependen (Y) adalah return saham (RI) dan variabel independen (X) adalah return pasar(RM).

Y = α + β X
Y = return saham
α = intercept
β = koefisien regresi (mewakili nilai Beta)
X = return pasar


Hasil dari perhitungan regresi linier sederhana didapat persamaan sebagai berikut:

RI = -0.0003622460457 + 0.2863076406*LQ45

Alpha (dalam hal ini berarti intercept) diketahui sebesar -0,0003913551527, sedangkan koefisien regresi yang mewakili nilai beta sebesar 0,2863076406. Dengan persamaan regresi ini, maka kita dapat menghitung variabel dependen (Y) yang merupakan return saham (RI) dengan cara memasukkan variabel independen (X) yang merupakan return pasar(RM) ke dalam persamaan regresi ini. Alpha(α) adalah indikator yang menunjukan selisih antara hasil investasi aktual dengan hasil investasi yang diharapkan atau tolak ukurnya(benchmark) untuk level resiko pasar(beta) tertentu. Nilai alpha positif menggambarkan bahwa kinerja portofolio investasi lebih baik daripada perkiraan sebelumnya, Pada hasil perhitungan didapatkan bahwa alpha memiliki nilai yang negatif, hal ini menggambarkan kinerja portofolio yang saat ini memiliki investasi yang kurang baik. Beta yang merupakan suatu ukuran fluktuasi portofolio investasi atau individual instrument investasi dibandingkan dengan pasar (stock market), yang diwakili oleh index. Nilai beta pasar adalah 1, jika beta lebih dari 1 menggambarkan bahwa portofolio investasi lebih fluktuatif dibandingkan dengan pasar atau index. Tingkat fluktuasi ini juga menggambarkan resiko dari portofolio tersebut. Hasil perhitungan nilai beta dengan menggunakan rumus di atas didapatkan nilai beta sebesar 0,2863076406 dari nilai ini menunjukkan bahwa nilai pasar dari saham indosat tidak mengikuti pasar atau tidak berfluktuatif.
Hasil perhitungan matematis dengan menggunakan rumus beta ternyata setelah dihitung diperoleh hasil beta saham sebesar 0,2863076406.


KESIMPULAN
RI DAN IHSG
Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa beta saham Indosat menggambarkan tingkat resiko saham yang mana lebih rendah dan lebih menguntungkan. Hal ini dikarenakan saham yang mempunyai beta (systematic risk) lebih kecil dari satu (β<1) berarti saham tersebut mempunyai fluktuasi return yang lebih kecil dari pasar secara keseluruhan. Oleh karena itu, saham yang mempunyai beta (systematic risk) lebih kecil dari satu (β<1) biasa disebut sebagai saham lemah atau defensif stock. Saham dengan beta yang lebih kecil dari satu cenderung bergerak lebih lambat dari pergerakan pasar.
Hasil uji t menunjukkan bahwa alpha yang mewakili nilai intercept tidak mempengaruhi return saham secara signifikan. Hal ini berbeda dengan beta yang mempengaruhi return saham secara signifikan. Beta saham Indosat yang sebesar 0,2451430367 atau berati beta saham Indosat < 1 menunjukkan bahwa resiko return saham untuk Indosat memiliki resiko yang lebih kecil dari return pasar (IHSG) sehingga saham Indosat relatif lebih aman untuk dibeli oleh para investor karena resikonya yang lebih kecil dari resiko pasar. Selain itu, beta berpengaruh positif terhadap return saham sebesar 0,2451430367. Artinya, semakin besar beta maka akan memperbesar return saham Indosat sebesar 24,5 %. Hal ini tentu akan menjadi pertimbangan tersendiri bagi para investor untuk menanamkan modalnya dalam bentuk saham pada perusahaan Indosat. Dengan demikian dalam melakukan investasi akan lebih menguntungkan investor bila menginvestasikan modalnya pada saham Indosat karena Indosat memiliki resiko yang lebih kecil dari resiko pasar (IHSG) dan beta sahamnya mampu meningkatkan return saham sebesar 24,5 %.
RI DAN LQ45
Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa beta saham Indosat menggambarkan tingkat resiko saham yang mana lebih rendah dan lebih menguntungkan. Hal ini dikarenakan saham yang mempunyai beta (systematic risk) lebih kecil dari satu (β<1) berarti saham tersebut mempunyai fluktuasi return yang lebih kecil dari pasar secara keseluruhan. Saham dengan beta yang lebih kecil dari satu cenderung bergerak lebih lambat dari pergerakan pasar.
Hasil uji t menunjukkan bahwa alpha yang mewakili nilai intercept tidak mempengaruhi return saham secara signifikan. Hal ini berbeda dengan beta yang mempengaruhi return saham secara signifikan. Beta saham Indosat yang sebesar 0,2863076406 atau berati beta saham Indosat < 1 menunjukkan bahwa resiko return saham untuk Indosat memiliki resiko yang lebih kecil dari return pasar (IHSG) sehingga saham Indosat relatif lebih aman untuk dibeli oleh para investor karena resikonya yang lebih kecil dari resiko pasar. Selain itu, beta berpengaruh positif terhadap return saham sebesar 0,2863076406. Artinya, semakin besar beta maka akan memperbesar return saham Indosat sebesar 28,6 %. Hal ini tentu akan menjadi pertimbangan tersendiri bagi para investor untuk menanamkan modalnya dalam bentuk saham pada perusahaan Indosat. Dengan demikian dalam melakukan investasi akan lebih menguntungkan investor bila menginvestasikan modalnya pada saham Indosat karena Indosat memiliki resiko yang lebih kecil dari resiko pasar (LQ45) dan beta sahamnya mampu meningkatkan return saham sebesar 28,6 %.